Sukoharjo (26/07/18) Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta pada hari Rabu (25/07) pukul 09.00 s.d 11.00 wib menyambangi para Prajurit Kodim 0726/Sukoharjo untuk menyosialisasikan cinta mata uang rupiah dengan thema "Cinta Rupaih, Bela Negara Tanpa Senjata". Hadir dalam sosialisasi ini Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Inf Chandra Ariyadi Prakosa, S.IP, M.Tr (Han) didampingi Kasdim dan para perwira staf, Danramil dan para anggota baik militer maupun Pns Kodim 0726/Sukoharjo.
Sosialisasi ini fokus kepada cikur dan cara memperlakukan uang dengan baik dan benar sebagai wujud mencintai setiap lembar rupiah yang kita pegang. Dalam sosialisasi ini fihak BI juga memberikan sosialisasi mengenai kebanksentralan kepada para peserta. Karena ditengarai saat ini masyarakat dan TNI masih banyak yang belum tahu apa tugas BI sebagai bank sentral dan apa tugas perbankan.
"Sekarang giliran sosialisasi di tingkat Kodim setelah sebelumnya kami sudah menyambangi Korem, kami sosialisasikan bagaimana mengenal rupiah. Ini ibarat bela negara tanpa senjata," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto di sela acara sosialisasi kepada para prajurit Kodim 0726/Sukoharjo. Ia mengatakan selama ini TNI merupakan mitra strategis Bank Indonesia dalam menjalankan perannya sebagai bank sentral.
Pada sosialisasi tersebut, rombongan Kantor Perwakilan Surakarta memaparkan dan mengedukasi para peserta bagaimana cara memperlakukan uang dengan benar. Salah satunya dengan memberikan pemahaman lima jangan, yaitu jangan disteples karena uang yang berlubang dianggap tidak layak edar. Selanjutnya jangan dicoret, jangan dilipat, jangan diremas, dan jangan dibasahi,
BI kedepan juga berencana akan melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) terkait sosialisasi cinta rupiah ini untuk memberikan pemahaman mengenai 3D (dilihat, diraba, diterawang) kepada masyarakat agar tidak menjadi korban peredaran uang palsu yang marak ditemukan disetiap daerah.
Babinsa yang wilayah operasionalnya di pelososk-pelosok wilayah bisa menjadi ujung tombak sosialisasi identifikasi rupiah kepada masyarakat secara mandiri, ini juga merupakan upaya membina ketahanan ekonomi wilayah, karena peredaran auang palsu secara langsung akan merugikan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sosialisasi ini fokus kepada cikur dan cara memperlakukan uang dengan baik dan benar sebagai wujud mencintai setiap lembar rupiah yang kita pegang. Dalam sosialisasi ini fihak BI juga memberikan sosialisasi mengenai kebanksentralan kepada para peserta. Karena ditengarai saat ini masyarakat dan TNI masih banyak yang belum tahu apa tugas BI sebagai bank sentral dan apa tugas perbankan.
"Sekarang giliran sosialisasi di tingkat Kodim setelah sebelumnya kami sudah menyambangi Korem, kami sosialisasikan bagaimana mengenal rupiah. Ini ibarat bela negara tanpa senjata," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto di sela acara sosialisasi kepada para prajurit Kodim 0726/Sukoharjo. Ia mengatakan selama ini TNI merupakan mitra strategis Bank Indonesia dalam menjalankan perannya sebagai bank sentral.
Pada sosialisasi tersebut, rombongan Kantor Perwakilan Surakarta memaparkan dan mengedukasi para peserta bagaimana cara memperlakukan uang dengan benar. Salah satunya dengan memberikan pemahaman lima jangan, yaitu jangan disteples karena uang yang berlubang dianggap tidak layak edar. Selanjutnya jangan dicoret, jangan dilipat, jangan diremas, dan jangan dibasahi,
BI kedepan juga berencana akan melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) terkait sosialisasi cinta rupiah ini untuk memberikan pemahaman mengenai 3D (dilihat, diraba, diterawang) kepada masyarakat agar tidak menjadi korban peredaran uang palsu yang marak ditemukan disetiap daerah.
Babinsa yang wilayah operasionalnya di pelososk-pelosok wilayah bisa menjadi ujung tombak sosialisasi identifikasi rupiah kepada masyarakat secara mandiri, ini juga merupakan upaya membina ketahanan ekonomi wilayah, karena peredaran auang palsu secara langsung akan merugikan pemberdayaan ekonomi masyarakat.