Selasa (09/08/2016) Banyak keluhan petani bahwa saluran irigasi rusak parah dan bahkan tanggul yang jebol akibat banjir di
Sukoharjo, kondisi ini mempengaruhi pasokan air ke lahan pertanian. Tim
gabungan dari Kodim 0726 Sukoharjo, Mahasiswa, Balai Besar Wilayah Sungai
Bengawan Solo (BBWSBS) dan Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) melakukan
pengecekan kondisi saluran irigasi primer maupun sekunder di beberapa titik di
wilayah Sukoharjo.
Dandim 0726/Sukoharjo
Letkol Inf Taufan Widiantoro, S.I.P dalam penyatakan mengatakan "saat ini kondisi pertanian di
wilayah kab. Sukoharjo mengalami banyak kendala, khususnya dalam mengatasi
pengairan, karena banyak saluran irigasi yang mengalami kerusakan akibat dampak
dari kejadian Banjir beberapa waktu lalu. Kodim 0726/Sukoharjo selaku Komando kewilayahan
dan dengan telah ditanda tanganinya MOU antara Panglima TNI bersama Kementerian
Pertanian RI beberapa tahun lalu, kita merasa ikut terpanggil dengan adanya
kejadian-kejadian yang ada di wilayah khusunya dalam hal pertanian. Ada
beberapa saluran irigasi yang harus segera ditangani/diperbaiki secara serius,
yaitu adanya tanggul yang jebol, pembuatan embung/penampungan air sehingga di
musim kemarau para petani dapat menggunakan airnya, pengerukan sendimentasi saluran untuk memperlancar,
pembuatan talud, perbaikan pintu air,
perbaikan gorong-gorong, pembuatan talud, serta perbaikan jalan yang merupakan
sarana transportasi petani dalam memasarkan hasil pertaniannya. Semua itu
nantinya akan sangat bermanfaat dan dapat mensejahterakan masyarakat khususnya
para petani, tegasnya
Dandim menambahkan bahwa dalam kegiatan survei yang dilaksanakan secara serentak
diberbagai titik kerusakan di wilayah Kab. Sukoharjo tersebut melibatkan dari
berbagai unsur TNI, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo
(BBWSBS), Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A), Mahasiswa/mahasiswi dari UMS dan
Invet Bantara Sukoharjo serta Gapoktan dan Poktan dengan dibagi dalam beberapa
Tim. Hasil dari pengecekan fisik secara detail akan kita laporkan ke Komandan Korem 074 WRT Kolonel Inf Maruli Simanjuntak dan Bupati Sukoharjo H Wardoyo Wijaya dan Bupati sangat mendukung serta menyambut baik langkah- langkah yang kita lakukan karena permasalahan tersebut bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Wahyu Widiyaningsih mahasiswa UMS (Universitas Muhammadiyah
Surakarta) yang ikut meninjau lokasi di wilayah Mojolaban dalam pernyataanya
mengatakan Mayoritas kondisi saluran pembuang irigasi rusak parah dikhawatirkan,
pasokan air ke lahan pertanian tidak maksimal lantaran saluran pembuang irigasi
rusak. Terlebih, beberapa bulan lagi akhir tahun diperkirakan turun hujan. “Ada saluran
pembuang irigasi yang retak namun ada juga yang jebol. Kondisi ini harus
diantisipasi secepatnya,” Menurut dia, ada dua macam saluran pembuang yakni
saluran primer dan saluran sekunder.Semuanya sudah kita ukur dan hitung volumenya untuk mempermudah dalam pembuatan RABnya dan hasilnya akan kita sampaikan ke Komandan Kodim maupun dosen pembimbing kami". tegasnya.
Kepala desa Plumbon Bapak Sigit Suparno mengatakan " Tanggul yang jebol beberapa bulan lalu akibat terjangan banjir berada di wilayah desa Dukuh, namun dampak yang di timbulkan sangat merugikan petani di desa Pelumbon, apabila tanggul tersebut tidak segera di perbaiki akan mengancam lahan pertanian 31 hektar di Pelumbon, 15 Hektar di desa Gadingan dan 10 hektar di desa Dukuh. Saya sudah melaporkan permasalahan tanggul yang jebol ini namun sampai saatini belum ada tindak lanjut, Dengan keterlibatan TNI kami semua berharap permasalahan ini segera dapat teratasi sesuai dengan program Pemerintah memprioritaskan
pembangunan sektor pertanian guna mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan, peningkatan
produksi, perluasan areal
tanam, pengamanan produksi dan mutu hasil komoditi tanaman pangan, serta
pengembangan jaringan irigasi. Pembenahan infrastruktur penopang ketahanan
pangan ini tidak lepas dari peran penting unsur-unsur lainnya serta kerjasama semua
pihak dan kita harapkan kesejahteraan petani meningkat ". tambahnya.