Kamis (12/5/2016) Dalam mendukung program ketahanan pangan Kodim 0726
Sukoharjo bersama
Babinsanya semakin giat turun ke sawah bersama petugas Bolog untuk menyerap padi petani sekaligus membawa uang ke lokasi panen untuk membayar hasil panen
petani.
Tim Serap Gabah
Petani (Sergap) yang dimotori Kodim 0726 Sukoharjo optimis mampu memenuhi
target 100 persen hingga akhir Bulan Mei. Saat ini penyerapan gabah petani oleh
gudang Bulog dan saat ini sudah mencapai 62 persen atau setara dengan
5169 ton. Kita harus optimis mampu memenuhi target ini, memang untuk saat ini
dalam skala jumlah lebih sedikit daripada kabupaten lainnya. Karena memang
target kita lebih kecil, namun jika dalam prosentase capaian kita sudah cukup
tinggi mencapai 62 persen,” kata Komandan Kodim 0726 Sukoharjo, Letkol Inf
Taufan Widiyantoro, Rabu (11/5). Hasil panen
petani itu harus bisa terserap oleh Bulog sesuai dengan ketentuan kadar air
yang ditetapkan" . Tujuannya, agar hasil panen petani tidak dijual ke luar
daerah dengan penawaran tinggi, tetapi kemudian setelah diolah dikembalikan
lagi untuk dijual dengan harga lebih tinggi. selama ini pembeli (tengkulak)
datang langsung ke petani untuk membeli gabah petani dan karena petani tidak
mau repot dengan biaya panen, maka petani pun menjual gabah mereka dalam bentuk
hamparan. "Ini yang menyebabkan petani lebih memilih tengkulak bahkan
menyebut tengkulak dewa penyelamat bagi petani, lalu Bulog dimana. Inilah yang
kita coba jembatani dengan Satgas Sergap agar petani lebih sejahtera," Selama
masa panen kali ini, Kabupaten Sukoharjo ditargetkan mampu menyerap gabah
petani sebesar 7921 ton atau sekitar 10 persen dari seluruh lahan pertanian.
Melihat kondisi saat ini dengan berbagai trobosan dan pendekatan kepada petani
dan gudang Bulog target optimis tercapai. katanya.
Meskipun diakui
ada beberapa kendala seperti, keterbatsan kapasitas gudang dan masih adanya
para oknum tengkulak nakal yang mempengaruhi petani. Dengan sisa waktu lebih
dari dua pekan dan kekurangan masih 2700 ton, Tim Sergap sudah menyiapkan
sejumlah langkah strategis. “Kita sudah melakukan langkah Babinsa memanggil bulog ke lokasi
panen, kita juga minta petani untuk menjual ke bulog. Kita juga melakukan
kordinasi dengan kepala gudang untuk lebih semangat, dan Bulog harus berani
bersaing dengan tengkulak minimal memberikan harga yang sama dengan tengkulak,
seandainya harga dari Bulog dan tengkulak sama maka wajib bagi petani untuk
menjual hasil panennya kepada Bulog katena yang memberi subsidi pupuk, bibit,
irigasi, dan alat pertanian moderen adalah
pemerintah ”
tandasnya.