Selasa (29/3/2016) Dengan
tema “Kita tingkatkan kewaspadaan
terhadap kegiatan radikalisme dan anarkisme “
Ratusan komponen masyarakat wilayah Kabupaten Sukoharjo melaksanakan
komunikasi sosial bertempat di Makodim 0726/Sukoharjo. Hadir dalam
acara tersebut Komandan Kodim 0726/Sukoharjo Letkol inf Taufan Widiantoro,
S.I.P, Kapolres Sukoharjo AKBP Andy Rifai, S.I.K, SH, Kepala Kantor Kesbangpol Pemkab Sukoharjo Gunawan Wibisono
S.Sos, Kantor Kementrian Agama Sukoharjo Komsun Nurarif S.Ag, pimpinan pondok pesantren, tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh pemuda, dan ormas se-Kabupaten Sukoharjo.
Dandim
0726 Sukoharjo Letkol inf Taufan Widiantoro, S.I.P, dalam sambutannya
menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran seluruh tokoh masyarakat yang
ada di wilayah Kab. Sukoharjo dalam silaturahmi dan kebersamaan dalam membangun
bangsa dan Negara. Mencermati situasi yang berkembang di masyarakat saat ini
kita patut prihatin maraknya gejolak aksi anarkisme dan radikalisme di
masyarakat kita, hal ini di sebabkan makin kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga nilai-nilai kearifan lokal dan rasa Nasionalisme sehingga sangat
berpotensi terjadinya konflik vertikal dan horizontal yang dapat mengancam
disintegritas bangsa. Hal ini dapat di minimalisir dengan cara komunikasi yang
baik dengan seluruh komponen masyarakat yang berada di wilayah sukoharjo agar
tercipta pemahaman yang sama terhadap betapa pentingnya pemberdayaan wilayah
bagi kepentingan keamanan bersama. Tidak ada gejolak politik yang di takuti
Negara barat selain bangkitnya gerakan Islam sehingga mereka memberi label
gerakan radikalis Islam, kita semua tahu radikalisme muncul karena rasa ketidak
adilan yang terjadi di masyarakat atau kelompok lain yang berbeda faham di
rugikan sehingga muncul perlawanan, bagi mereka radikalisme dianggap sebagai
cara untuk menyelesaikan permasalahan di samping itu Faktor emosi dan
solidaritas keagamaan memegang peran penting menumbuhkan radikalisme.
Keberhasilan dalam membangun karakter bangsa berhasil apabila tercipta
masyarakat yang bersikap dan bertingkah laku secara santun berdasarkan
Pancasila, bersatu bersama dalam perbedaan Bhineka Tunggal Ika.
Kapolres
Sukoharjo AKBP Andy Rifai, S.I.K, SH menyampaikan Pembangunan dapat
berjalan jika ada jaminan keamanan sehingga infestasi dapat masuk dan
kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Dalam pencegahan dan penanggulangan
kelompok radikal, dan perkembangan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat yang
menonjol saat ini adanya aksi-aksi teroris yang sangat meresahkan masyarakat,
adanya aksi tindakan kekerasan dari kelompok ormas tertentu dalam menyampaikan
aspirasinya, maraknya kejahatan konvensional curat, curas dan narkotika. Guna
menanggulangi semua itu Polri tidak dapat berbuat banyak tanpa ada dukungan dan
partisipasi seluruh elemen masyarakat . Dalam penanganan dan penyelesaian
permasalahan yang ada di masyarakat tidak semuanya harus di selesaikan secara
hukum. Situasi
aman bukan karena TNI dan Polisinya hebat tetapi karena kesadaran masyarakatnya
yang tinggi untuk menjaga keamanan.
Kepala Kantor Kesbangpol Pemkab Sukoharjo Gunawan Wibisono
S.Sos, dalam sambutannya mengatakan forum komunikasi sosial dengan
komponen masyarakat menjadi anjang yang bermanfaat. Sinergitas TNI, Polri,
Pemerintah dan komponen masyarakat menjadi pondasi dalam membangun Sukoharjo.
Demokrasi telah membawa Indonesia ke dalam suatu tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang lebih baik dan berkerakyatan, hal tersebut harus
di imbangi dengan pendewasaan dalam berdemokrasi dan berpolitik, kemerosotan
moral bangsa dan berkembangnya nuansa disintegrasi sesungguhnya bukan sebuah
kondisi yang muncul begitu saja namun ada faktor yang melatar belakangi antara
lain kesenjangan sosial ekonomi, munculnya ketidak pastian/ketidak adilan
hukum, kemiskinan dan pengangguran, fanatisme kedaerahan dan keagamaan. Agar
krisis moral, nasionalisme dan wawasan kebangsaan tidak berkepanjangan maka
telah di sepakati empat pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu :
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Di perlukan peran aktif
pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi permasalahan krisis
moral, nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang sedang terjadi saat ini lewat
media pendidikan, pengambilan kebijakan harus berdasarkan Pancasila, UUD 1945,
NKRI dan Bhineka Tunggal Ika serta sosialisasi yang intensif kepada masyarakat
guna meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat .
Kepala Kantor Kementrian Agama Sukoharjo di wakili Bapak Komsun
Nurarif S.Ag dalam pernyataanya Indonesia adalah
sebuah negara istimewa, dimana agama-agama besar dunia berkembang dan saling toleran tanpa adanya sikap saling meniadakan. Berbagai
peninggalan peradaban agama terdahulu tidak pernah disia-siakan atau
dihancurkan melain dihargai, bahkan dianggap sebagai simbol kekayaan bangsa. Tantangan terhadap kerukunan
ternyata tidak semakin berkurang seiring dengan kondusifnya suasana kerukunan
itu sendiri, melainkan justru makin bertambah. Selain permasalahan seputar rumah
ibadat, penyiaran agama, penodaan agama, secara nyata masyarakat dapat
menyaksikan merebaknya berbagai paham keagamaan yang keluar dari arus pemahaman
"mainstream" yang sedikit banyak akan berpengaruh terhadap wajah
kerukunan.
terkait dengan berbagai dinamika kehidupan sosial yang berkembang. Kepekaan terhadap dinamika kehidupan sosial masyarakat terkait kerukunan tersebut yang harus dimiliki oleh kita semua yang memiliki tekad menjaga dan melestarikan kerukunan.
terkait dengan berbagai dinamika kehidupan sosial yang berkembang. Kepekaan terhadap dinamika kehidupan sosial masyarakat terkait kerukunan tersebut yang harus dimiliki oleh kita semua yang memiliki tekad menjaga dan melestarikan kerukunan.
Dalam acara resebut juga di laksanakan diskusi yang pandu moderator Kepala
Staf Kodim 0726/Sukoharjo Mayor Inf Nunung Wahyu Nugroho, SE,