Rabu (10/2/2016) Bertempat di gedung
Korpri Pemkab Sukoharjo Dandim 0726
Sukoharjo Letkol Inf Riyanto S.IP mengajak paragapoktan dan PPL se-Kabupaten Sukoharjo
untuk menjadi petani moderen, sejahtera dan mandiri. Kegiatan evaluasi dan
sosialisasi program pertanian di hadiri
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Ibu Netty Harjianti, Sebagai salah
satu daerah percontohan pertanian modern
di Indonesia pengelolaan pertanian modern terpadu Kabupaten Sukoharjo di nilai
paling berhasil di bandingkan wilayah lain yang menerima kegiatan serupa. Dikelola
dengan menggunakan peralatan mesin modern dan juga dilakukan dalam satu manajemen.
Pertanian diharapkan bisa mempercepat pencapaian swasembada pangan.
Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Inf
Riyanto SIP dalam ceramahnya mengatakan Modernisasi pertanian mutlak dilakukan
khususnya pada budi daya padi agar usaha padi menjadi lebih efisien,
produktifitas meningkat dan berujung pada kesejahteraan petani. Ia juga
menegaskan untuk mendukung swasembada beras maka Indonesia sudah saatnya
melakukan modernisasi pertanian dengan penggunaan alat dan mesin pertanian. Ia
mengungkapkan, apabila usaha tani dilakukan dengan mekanisasi penuh, akan ada
efisiensi waktu, biaya dan tenaga. “Hitungan kami, biaya input akan hemat 30
sampai 40 persen dan produktifitas dapat ditingkatkan 10 sampai 20 persen. Arah
moderniasi pertanian memang harus terus didorong Terlebih kaum muda lebih
menyukai menjadi buruh pabrik dibanding terjun ke sawah. Selain lebih
bergengsi, profesi buruh mempunyai pendapatan yang bisa harapkan setiap bulan,
berbeda jika terjun ke pertanian yang mengandalkan pendapatan dari hasil panen.
Saat ini di sejumlah daerah sentra produksi padi sudah mulai kesulitan untuk
mencari tenaga pengolahan lahan, penanam bibit dan panen. tahapan budi daya
padi itu memerlukan tenaga dalam jumlah besar. Keterbatasan tenaga membuat
penanaman serentak di satu hamparan menjadi sulit dilakukan, dan berakibat
semakin sulit dilakukan pemberantasan hama secara serentak. Salah cara untuk
mengatasi hal itu, adalah dengan pola mekanisasi pertanian dari hulu sampai
hulir, artinya mulai dari pengolahan lahan, penanaman bibit sampai panen.
Percontohan Nasional mekanisasi pertanian penuh oleh Kodim 0726 Sukoharjo
bersama gabungan kelompok tani (Gapoktan) Tani Mandiri di Desa Dalangan,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang merupakan gabungan empat kelompok tani
sehingga hamparan lahan yang diujicoba mencapai 170 hektare. Kelompok itu
kemudian diberi bantuan, empat traktor roda empat, dua traktor roda dua, tujuh
unit mesin tanam atau “rice transplanter”, 771 unit tray atau kotak tanam, dan
satu mesin panen atau “combine harvester”. Gapoktan itu juga diminta membentuk
Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) yang akan mengelola jasa
sewa mesin dan pemeliharaannya. Selama 2015 sudah tiga musim tanam dilalui
kelompok itu menggunakan mesin pertanian dan mereka mampu membuktikan bahwa
pertanian modern dengan mekanisasi dari Desa Dalangan, Kabupaten Sukoharjo yang
tergabung dalam Gapoktan Tani Mandiri mampu membuktikan bahwa pertanian modern
dengan mekanisasi dari penanaman sampai panen mampu meningkatkan produksi padi
dan menekan biaya produksi."Semula petani masih ragu apakah penggunaan
alat modern pertanian mampu lebih menguntungkan, apalagi pertanian mekanis
harus menghilangkan batas pematang yang ada, dan ini merupakan pekerjaan yang
sulit dan memerlukan pendekatan khusus untuk meyakinkan para petani. tegasnya.