Senin (30/11) Bertempat di Pendopo Balai Desa Gupit Kec. Nguter, Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpollinmas) Kab. Sukoharjo
menyelenggarakan Sarasehan bersama para Kepala Desa, RT, RW, Toda, Toga, Tomas dan masyarakat
se Kec. Nguter dan Kec. Bulu dengan menghadirkan nara sumber dari DPRD Kab. Sukoharjo, Kodim 0726/Sukoharjo dan
Polres Sukoharjo.
Kegiatan sarasehan dipandu langsung
Kepala Kesbangpollinmas Bp. Gunawan Wibisono sebagai moderator dan dalam
pembukaannya menyampaikan kepada seluruh peserta sarasehan agar memperhatikan dan
mengambil hikmah apa yang akan disampaikan oleh ketiga narasumber dan
selanjutnya dapat ditularkan kepada masyarakat/warga di wilayahnya.
Ketua DPRD Kab. Sukoharjo Bp. Nurjayanto
menyampaikan tentang inti dari wawasan kebangsaan ini adalah kerukunan,
persatuan dan kesatuan bangsa khususnya dalam menghadapi Pilkada serentak. Mari kita songsong Pilkada ini dengan baik,
dengan tetap menjaga kondusifitas wilayah.
Kapolres Sukoharjo Bp. AKBP Andi
Rifai, S.I.K, MH. dalam sarasehan menyampaikan 4 hal yang meliputi tentang
bahaya Narkoba, keselamatan berlalulintas, mengantisipasi berkembangnya paham
radikal ISIS dan antisipasi terjadinya konflik komunal dalam proses Pilkada
serentak.
Masalah Narkoba menjadi
permasalahan yang sangat serius, untuk itu kita harus dapat mengantisipasi
bahaya Narkoba khususnya dalam mengawasi anak-anak kita sebagai generasi
penerus bangsa ini, jangan sampai anak-anak kita terjerumus dalam pengaruh
narkoba.
Kecelakaan lalulintas sangat berdampak pada bertambahnya angka kemiskinan di negri ini, karena rata-rata yang menjadi korban kecelakaan lalulintas merupakan usia produktif. untuk mengurangi korban kecelakaan lalulintas itu tergantung bagaimana kita memahami arti keselamatan bagi diri kita maupun keluarga kita saat berlalulintas, jadikan keselamatan berlalulintas adalah kebutuhan.
Dalam menghadapi paham radikal ISIS, kapolres menghimbau kepada seluruh peserta sarasehan agar dalam menghadapi paham ini, para tokoh masyarakat harus tetap waspada terhadap perkembangan/gejala-gejala yang ada di lingkungannya, dan ini tidak dapat dilakukan oleh aparat keamanan sendiri, kalau tidak ada peran aktif dari tokoh-tokoh masyarakat di wilayah yang nota bene mempunyai hak untuk hidup tenang.
Menghadapi proses pilkada serentak, baik menjelang maupun pelaksanaan serta pasca pemungutan suara, banyak pihak ketiga yang akan memanfaatkan situasi ini, mereka menebar isu-isu yang akan menimbulkan terjadi konflik. Untuk itu selesaikan apabila terjadi permasalahan-permasalahan yang dapat memicu akan terjadinya konflik dengan akal sehat, kepala dingin dan hindarkan emosi, laporkan kepada Babinsa, Babinkamtibmas maupun kepala desanya dan tokoh masyarakat.
Sementara itu Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Inf Riyanto, S.I.P menyampaikan Bangsa Indonesia dalam menghadapi Proxy War. Indonesia sebagai salah satu negara ekuator yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun akan menjadi arena persaingan kepentingan nasional berbagai negara. Untuk itu diperlukan langkah antisipasi dan persiapan yang matang agar bangsa Indonesia mampu menjamin tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan NKRI. Indikasi adanya proxy war di Indonesia di antaranya gerakan separatis, demonstrasi massa, sistem regulasi yang merugikan, peredaran narkoba, dan bentrok antar kelompok.
Untuk itu kita sebagai tokoh dan ditokohkan dalam masyarakat ini harus dapat mengawasi dan membimbing para anak-anak kita, para pemuda kita, mereka harus dibekali dirinya dengan ilmu, keahlian, dan keterampilan sesuai bidangnya, agar dapat berwawasan luas dan berpengalaman. Kita harus berperan aktif dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat, keberadaan para tokoh masyarakat sangat penting dalam memberikan bekal kepada generasi penerus kita, diluar ilmu yang mereka peroleh di bangku sekolahnya yang meliputi Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Kesadaran Bela Negara, sehingga dalam dirinya akan terbentuk generasi yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan yang akhirnya dia akan mampu melawan dan menghancurkan proxy war di Indonesia.
Sementara itu Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Inf Riyanto, S.I.P menyampaikan Bangsa Indonesia dalam menghadapi Proxy War. Indonesia sebagai salah satu negara ekuator yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun akan menjadi arena persaingan kepentingan nasional berbagai negara. Untuk itu diperlukan langkah antisipasi dan persiapan yang matang agar bangsa Indonesia mampu menjamin tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan NKRI. Indikasi adanya proxy war di Indonesia di antaranya gerakan separatis, demonstrasi massa, sistem regulasi yang merugikan, peredaran narkoba, dan bentrok antar kelompok.
Untuk itu kita sebagai tokoh dan ditokohkan dalam masyarakat ini harus dapat mengawasi dan membimbing para anak-anak kita, para pemuda kita, mereka harus dibekali dirinya dengan ilmu, keahlian, dan keterampilan sesuai bidangnya, agar dapat berwawasan luas dan berpengalaman. Kita harus berperan aktif dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat, keberadaan para tokoh masyarakat sangat penting dalam memberikan bekal kepada generasi penerus kita, diluar ilmu yang mereka peroleh di bangku sekolahnya yang meliputi Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Kesadaran Bela Negara, sehingga dalam dirinya akan terbentuk generasi yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan yang akhirnya dia akan mampu melawan dan menghancurkan proxy war di Indonesia.