Rabu (26/8/2015) Dalam mengantisipasi
hal-hal yang tidak didinginkan terjadi pada saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah
9 Desember 2015 yang akan datang di Kabupaten Sukoharjo, Kepolisian Resor
Sukoharjo mengerahkan ratusan personel Kepolisian memperagakan sistem
pengamanan pemilu kepala daerah dan pengawalan calon kepala daerah Dalam simulasi ini Polres menurunkan personel dari seluruh satuan dan
memperlihatkan sejumlah tindakan dan penanganan kerusuhan, kekacauan dan perusakan
tempat pemungutan suara hingga kantor KPU.
Kapolres Sukoharjo AKBP Andy Rifai, SIK. MH "Mengingat arti
penting dan strategisnya Pemilu yang merupakan sarana demokratis untuk
menyampaikan aspirasi rakyat, maka Polri sebagai penanggungjawab keamanan dalam
negeri berkewajiban untuk mengawal dan menjaga serta mengamankan
penyelenggaraannya. Hal ini dilakukan dengan manajemen keamanan yang terpadu
dan komprehensif, mengerahkan segala sumber daya yang ada, serta memperkokoh
kerjasama sinergis dengan penyelenggara pemilu, TNI Masyarakat dan mitra keamanan
lainnya, agar dalam pelaksanaan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2015
yang akan datang berlangsung aman, jujur adil dan demokratis sesuai dengan
harapan masyarakat menuju Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Dalam bertindak Kepolisian selalu mengedepankan kegiatan preventif yang didukung dengan Intelijen dan
penegakan hukum. Sebanyak 486 personel Polri dan ± 350 personel TNI serta
dibantu 2.706 anggota Linmas akan disebar seluruh wilayah Kab. Sukoharjo untuk
mengamankan setiap tahapan yang ada dalam pesta demokrasi tersebut. gelar simulasi bertujuan untuk melihat kesiapan
dan kemampuan kekuatan unsur polisi dalam mengamankan Pilkada dari potensi
gangguan keamanan. "Proses pengamanan pilkada telah disiapkan personel
gabungan TNI Polri dan pemerintah daerah, karena itu kita telah menyiapkan
penanganan sejumlah gangguan dan diperagakan dalam simulasi ini, Agar pesta
demokrasi ini berjalan tertib dan kondusif, dia berharap seluruh aparat menjaga
netralitas dan situasi keamanan, baik menjelang atau sesudah Pilkada, terangnya.
Dalam pelaksanaan simulasi, diperagakan
sejumlah tindakan, memperlihatkan upaya polisi dan petugas linmas menggagalkan
rencana sekelompok orang mengacau di lokasi tempat pemungutan suara dengan
dalih menolak hasil penghitungan perolehan suara.
Massa yang tidak puas dengan hasil
perolehan suara kemudian bergerak ke Kantor Komisi Pemilihan Umum untuk
melakukan aksi protes dengan jumlah orang lebih banyak.
Tumpukan massa dalam jumlah banyak
berusaha merusak fasilitas Kantor KPU, membakar ban bekas dan mendesak masuk,
sehingga terjadi aksi dorong dengan ratusan personel Sabhara yang didukung anti
huru hara.
Aksi massa yang semakin liar dan tidak terkendali membuat kegaduhan ini memaksa polisi untuk bertindak tegas dengan menembakkan semprot air dari mobil water canon.
Aksi massa yang semakin liar dan tidak terkendali membuat kegaduhan ini memaksa polisi untuk bertindak tegas dengan menembakkan semprot air dari mobil water canon.
Sejumlah massa yang dianggap provokator
berhasil diamankan polisi dan beberapa orang yang terluka langsung dievakuasi
ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan perawatan medis. Selesai melaksanakan
siulasi kegiatan di lanjutkan dengan evaluasi.