Sabtu
(28/2/2015) Ratusan personil gabungan berseragam Oranye Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, SAR, Kodim 0726 Sukoharjo, Polres
Sukoharjo , PMI dan Tagana menggelar latihan
penanganan banjir dan penyelamatan air di
areal Waduk Mulur Bendosari Sukoharjo, yang diikuti 130 orang peserta.
Kegiatan di
awali apel bersama di pimpin Kanit Dalmas Polres Sukoharjo AKP Basirun kemudian
pemberian teori pemasangan tenda pleton dan teknik menggunakan perahu karet.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Sukoharjo Ir. Suprapto mengatakan, tujuan dilaksanakannya
kegiatan ini agar personil yang tergabung dalam tim penangulangan bencana alam dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan di saat terjadi bencana secara tiba-tiba
melanda wilayah Sujkoharjo , kesiapan masing masing
intansi dalam penanganan bencana alam baik sarana maupun prasarana dalam
mengantisipasi dan mengatasi terjadinya bencana alam di wilayah Kab. Sukoharjo
sampai pada penanganan korban bencana alam dan penanganan pengungsi. kegiatan
ini perlu dan harus dilaksanakan untuk mengukur kemampuan personil dan
mengetahui kesiapan masing-masing instansi dalam menanggulangi, menangani
korban bencana alam serta menangani pengungsi apabila terjadi Bencana alam di
wilayah. Ada beberapa daerah yang rentan terhadap banjir mulai kecamatan
Grogol, Mojolaban, Polokarto dan Sukoharjo, diharapkan ke depan seluruh
instansi terkait bisa lebih siap dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu
dapat terjadi. Untuk itu kesiapan dan kesigapan serta koordinasi dengan semua
pihak terkait jika bencana banjir, sehingga diperoleh kemampuan bertindak dan
berbuat serta mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pelaksanaan
penanggulangan bencana alam banjir dan penanganan pengungsi.
Sementara itu, Komandan SAR Sukoharjo Sdr Muhlis dalam
wawancaranya, bahwa penanggulangan dan pemetaan daerah rawan bencana di wilayah
Sukoharjo meliputi beberapa wilayah yang di lewati aliran sungai Bengawan Solo
antara lain Nguter, Bulu, Tawangsari Sukoharjo,Baki, Grogol, Polokarto, dan
Mojolaban.Untuk mengurangi resiko bencana harus dilakukan melalui beberapa
tahapan kesiapsiagaan yakni pengorganisasian, sosialisasi, dan pelatihan,
penyiapan sumber daya, latihan, evaluasi, tindakan, koreksi. "Hal ini
mengisaratkan kegiatan kesiapsiagaan seharusnya tidak pernah berhenti, bagi
penanggung jawab peralatan dan bagi kordinato-kordinator lapangan, ini harus
dianggap seolah-oleh setiap hari ini akan terjadi bencana, sehingga kita akan
siap mengadapi bencana alam yang bias terjadi kapan saja. Tegasnya
Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Inf Riyanto SIP Dalam pernyataanya
saat evaluasi kegiatan latihan mengatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia
(TNI) mempunyai tugas pokok Operasi Militer Selain Perang. Peraturan ini
berdasarkan tupok TNI, pasal 7 ayat 2.b. Dan undang-undang No.34/th 2004
tentang TNI. Salah satunya penanganan bencana alam. Seperti yang kita ketahui
bahwa Indonesia berada di daerah rawan bencana seperti gempa bumi dan tsunami,
tanah longsor, banjir dan sebagainya. Penanganan bencana di Indonesia memang
dikelola oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB),
namun tanpa peran serta seluruh elemen masyarakat, mustahil penanganan yang
baik akan tercapai. Salah satu elemen yang cukup memadai dalam penanggulangan
bencana terutama di lapangan adalah TNI. Sebab TNI mempunyai peralatan dan
operasi kerja yang terstruktur dengan baik meliputi Sumber Daya Manusia,
Pelayanan Kesehatan, Transportasi dan lainnya Kesiapan Satuan Kodim 0726
Sukoharjo dalam menghadapi bencana banjir yang biasa dihadapi oleh sebagian
masyarakat di Kabupaten Sukoharjo ketika musim penghujan tiba, latihan penangulangan bencana alam merupakan bentuk tahapan yang harus di
laksanakan dalam rangka antisipasi dan kesiapsiagaan baik sarana, maupun
kesiapan sumber daya personil agar dapat di implementasikan secara baik dan
untuk mempererat sinergitas kerja sama seluruh stake holders dalam membantu
masyarakat menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam. Kita ketahui bersama
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu daerah yang berpotensi terjadinya
kerawanan bencana alam seperti, angin puting beliung, banjir tanah longsor dan
lain sebagainya.