Rabu (20/2) Untuk mempertahankan
Sukoharjo sebagai lumbung padi Jawa-tengah masyarakat Kel Wotgaleh Kec.
Sukoharjo Bersama TNI dari Koramil 01 Sukoharjo melaksanakan gropyokan tikus.
Hal tersebut sesuai
dengan intruksi Dinas
Pertanian Sukoharjo meminta petani rajin melakukan gerakan gropyokan tikus untuk memberantasan hewan
pengerat yang bisa merusak ketahanan pangan di wilayah lumbung beras Jawa
Tengah . "Petani terus kami ajak melakukan gerakan gropyokan agar
tikus-tikus ini tidak menghabisi tanaman padi," kata Kepala Dinas
Pertanian Sukoharjo Giyarti ketika dimintai dikonfirmasi, Sekitar 600 hektare
tanaman padi yang diserangan hama tikus secara membabi buta itu tersebar di
tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Polokarto, Mojolaban, Sukoharjo, Bendosari,
Weru, Tawangsari, Grogol, dan Baki. Serangan hama tikus terparah terjadi di
Kecamatan Mojolaban. Sekitar 600 hektare tanaman padi di Kabupaten
Sujoharjo, Jawa Tengah rusak akibat diserang hama tikus yang merajalela
beberapa minggu terakhir.Giyarti mengatakan, tanaman padi yang dirusak
dan dimakan tikus belum mengancam tanaman bakal puso. Oleh karena itu, agar
tidak terjadi gagal panen, petani harus semakin rajin melakukan gerakan
gropyokan dan menyebar obat tikus. Tikus bukan hanya menggerogoti tanaman padi
usia muda, tetapi juga siap panen."Kami sediakan ratusan dus
obat-obatan gratis untuk petani, tetapi mereka harus datang sendiri mengambil
sesuai yang dibutuhkan. Selain tikus, sejumlah hama juga menjadi target
pemberantasan, seperti wereng dan keong mas," ujarnya.
Sementara di lokasi gropyokan tikus
Kel Wotgaleh Danramil 01 Sukoharjo Kapten Inf Wahono memimpin langsung anggotanya dalam membantu
petani melaksanakan gropyokan tikus di lahan pertanian, kegiatan dilaksanakan bersama-sama para petani/masyarakat
setempat ± 40 orang di lahan pertanian seluas 50 Ha dengan metode Penggalian,
pengemposan/pengasapan dan pengairan / di lep pada lubang yang diperkirakan
merupakan sarang tikus. Kami siap membantu
petani meminimalisasi risiko serangan tikus
menghadapi MT I. Kegiatan gropyokan tikus akan dilakukan secara rutin untuk
mencegah kerusakan tanaman dan gagal panen yang akan merugikan petani. ungkapnya.
Penyuluh pertanian
lapangan (PPL) Kel Wotgaleh Ibu Ir. Sutarni juga menyerahkan alat pengemposan
tradisional kepada tiga kelompok tani yaitu kelompok Marsuditani, Mulyomertani dan Sukomertani.
Dalam penjelasannya Ir. Sutarni menyampaikan bahwa saat ini ada tiga gapoktan yang terlibat
dalam gropyokan tikus para petani secara rutin melakukan gropyokan tikus secara
gotong royong pada hari libur/minggu, pelaksanaan penggropyokan tikus ini merupakan langkah awal dalam
menghadapi masa tanam I, karena dinilai sudah banyak tanaman padi yang di rusak
tikus, Dengan metode penggropyokan penggalian, pengemposan/pengasapan serta
pengairan pada lubang tikus merupakan metode yang paling efektif dan murah
serta hasilnya dapat memuaskan meskipun memakan tenaga yang sangat besar
dibandingkan dengan metode memakai obat atau perangkap. Dari pemerintah
sendiri telah mengucurkan bantuan kepada para petani berupa obat dan alat
pengemposan/pengasapan yang telah dipakai sekarang ini. Dengan
kehadiran bapak-bapak TNI akan dapat memberikan semangat baru para petani,
Dengan adanya kegiatan tersebut telah berhasil menangkap sebanyak ratusan ekor
Dengan kerjasama antara TNI dan Petani serta masyarakat di sekitarnya
diharapkan dapat mengurangi bahkan membasmi serangan hama tikus yang ada
diwilayahnya.