Sabtu (12/01) Puluhan
ribu masyarakat Sukoharjo dan sekitarnya bersholawat dan berdzikir bersama Habib Jamal bin Abdul Qodir
Assegaf dan Habib Syech bin Abdul Qodir
Assegaf.di Jalan Raya depan Masjid Agung Baiturrohman Sukoharjo dalam rangka Pelatikan Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdatul Ulama Kec. Baki
Acara
yang digelar oleh Pengurus Nahdatul Ulama Kab. Sukoharjo yang bekerjasama dengan Pemda Kab. Sukoharjo dengan mengambil Tema
”SUKOHARJO BERSHOLAWAT DAN BERDZIKIR 2013 MENJAGA NKRI BERSAMA NU” pada hari Jum'at 11 Januari 2013 mulai
pukul 20.00, yang diikuti ribuan masyarakat sekab. Sukoharjo dan sekitarnya Acara juga dihadiri oleh Bupati Sukoharjo Bp. Wrdoyo Wijaya, Wakil Bupati Sukoharjo Bp. Haryanto, Kapolres Sukoharjo AKBP Ade Sapari, Kepala Staf Kodim 0726/Sukoharjo Mayor Arh Tjatur Supriyono, Ketua Pengurus dan pengurus Cabang NU se Kab. Sukoharjo. Seluruh masyarakat dengan
semangatnya mengikuti Sholawat Nabi yang dipimpin Habib Syech bin Abdul Qodir
Assegaf dengan diiringi penabuh Hadrah Ashaabul Musthofa Solo Raya
Dalam
ceramahnya KH. Abdul Karim Ahmad
Mustofa yang mengambil tema
“Maulid Nabi Muhammad SAW." Sebuah hadist Rasulullah "Barang siapa merintis jalan kebaikan maka ia
akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang orang yang menjalankannya
dan barang siapa merintis jalan sesat maka ia akan mendapat dosa dan
dosa orang yang menjalankannya". Rasulullah juga bersabda "Ikutilah
kepada teladan yang diberikan oleh dua orang sahabatku Abu Bakar dan
Umar". Dalam kesempatan lain Rasulullah juga menyatakan "Setiap yang
baru dalam agama adalah Bid'ah". Untuk mensinkronkan dua hadist tersebut
adalah dengan pemahaman bahwa setiap tindakan yang jelas bertentangan
dengan ajaran agama disebut "bid'ah".
"Maka
barang siapa yang menganggap bahwa ia termasuk bagian dari kesempurnaan
dien (agama), berarti ia telah membuat perkara baru dalam agama
(bid'ah) sesudah wafatnya Rasulullah", dan pada perkataannya terkandung pendustaan terhadap ayat Allah yang mulia ini (Q.S; Al-Maidah : 3). Maka tidak diragukan lagi, bahwa orang-orang yang mengadakan acara peringatan maulid Nabi, pada hakekatnya bertujuan untuk memuliakan (mengagungkan) dan mengungkapkan kecintaan terhadap Rasulullah SAW, serta menumbuhkan ghirah (semangat) dalam beribadah yang di peroleh dari acara peringatan maulid Nabi tersebut. Dan ini semua termasuk dari ibadah. Cinta kepada Rasulullah termasuk ibadah, dimana keimanan seseorang tidaklah sempurna hingga ia mencintai Nabi melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri, anak-anaknya, orang
tuanya dan seluruh manusia. Demikian pula bahwa memuliakan
(mengagungkan) Rasulullah termasuk dari ibadah. Dan juga yang termasuk kedalam kategori ibadah
adalah menumbuhkan ghirah (semangat) dalam mengamalkan syari'at Nabinya.
Kesimpulannya adalah bahwa mengadakan peringatan maulid Nabi dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta'ala, dan pengagungan terhadap Rasulullah termasuk dari ibadah. Jika ia termasuk ibadah maka kita tidak
diperbolehkan untuk mengadakan perkara baru pada agama Allah (bid'ah)
yang bukan syari'at-Nya. Oleh karena itu peringatan maulid Nabi tidak termasuk bid'ah dalam agama dan tidak termasuk yang diharamkan.
Ini sesuai dengan perkataan Sayidina Umar "Barang siapa melarang Maulid Nabi Muhamad berarti dia memejamkan/memadamkan api Islam" Untuk Itu kalau ingin menghidupkan Islam salah satunya yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW, namun apabila Maulid Nabi Muhammad SAW dilarang maka syi'ar Islam akan padam.
Di malam yang begitu cerah setelah sore harinya Sukoharjo diguyur hujan yang begitu lebat yang diikuti dengan kencangnya tiupan angin masyarakat tetap semangat untuk mendengarkan ceramah hingga selesai pada pukul 23.30.