Dirjen Bina Farmasi dan alat kesehatan Kementrian
kesehatan RI Ibu Drs Maura Linda Suharsono Kamis tanggal 22 Nopember 2012 di Ds/Kec
Nguter Kab. Sukoharjo meresmikan Launcing Nguter kampong jamu dan Peluncuran
program pendamping pelaku usaha jamu racikan (UJR) dan usaha jamu gendong (UJG).
Hadir
dalam acara tersebut: H. Wardoyo Wijaya, SH, M.Hum (Bupati Sukoharjo). Drs. H. Haryanto,
MM (Wakil Bupati Skh), Letkol Inf Jimmy Ramoz Manalu.(Dandim 0726 Sukoharjo). AKBP.
Ade Sapari (Kapolres Sukoharjo), Dwi Samuji, SH,M.Hum (Ketua Kajari Sukoharjo), Dr. Diyah
Maulinda ( Deputi Bidang Koordinasi pertanian dan kelautan Kementrian
perekononian). Drs Maura Linda Suharsono.( Dirjen
Bina Farmasi dan alat kesehatan Kementrian kesehatan RI), Drs.H Nyoto Wardoyo
Aptk (Ketua GP Jamu Jawa tengah). Muspika Kec Nguter.
Sambutan Bupati Sukoharjo H. Wardoyo Wijaya,
SH, M.Hum dalam acara tersebut :
Hari ini adalah hari yang
bersejarah karena sebentar lagi akan di Launcing
Nguter sebagai kampong jamu dan Peluncuran program pendamping pelaku usaha jamu
racikan (UJR) dan usaha jamu gendong (UJG). Hal ini merupakan kebanggaan Kab.
Sukoharjo dalam mensukseskan 4 th tren jamu Indonesia dan memperingati hari
Kesehatan Nasional TH 2012.. selama ini Nguter memang dikenal sebagai sentra produksi jamu
tradisional menjadi kampung jamu.
Dalam
acara Launcing kampong jamu ini juga akan di laksanakan kunjungan kepasar jamu Ds.Nguter
dan nanti akan digelar seminar Jamu nasional
di Wisma Boga, Solobaru, Grogol.dan puncak kegiatan pada Hari Jum’at (23/11) sedikitnya
14.000 anggota pramuka yang akan memecahkan rekor Muri dalam aksi minum jamu
massal. “Pemecahan rekor Muri” di Alun-alun Satya Negara Sukoharjo.
Dengan di tetapkan Kampung jamu
Nguter di harapkan terjadi peningkatan pendapatan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat, dari
112 pengusaha jamu yang ada di Sukoharjo sebanyak 60 orang di antaranya
tergabung dalam Koperasi Jamu Indonesia.
Koperasi itu satu-satunya di Jawa. Dari jumlah itu 25% telah
terdaftar di Depkes sehingga Sukoharjo dipilih sebagai lokasi launching kampung
jamu, Dari 16 desa di Kecamatan Nguter di setiap desa terdapat 50 orang hingga
100 orang penjual jamu gendong. “Saat berkunjung ke luar Jawa seperti Padang,
Kalimantan dan sebagainya para bakul jamu berasal dari Jawa, yakni Sukoharjo.
Pengusaha jamu di Nguter terdiri atas pengusaha kecil hingga
besar, dari bakul gendong hingga jamu kemasan. Konsep kampung jamu nanti
layaknya menjadi sebuah kampung industri. Warga Nguter telah memulai menanam
bahan baku jamu hingga proses produksi.
Diharapkan, pencanangan Nguter
sebagai Kampung Jamu dapat mendorong dan memotivasi masyarakat dalam
mengembangkan tanaman obat keluarga (Toga) sebagai bahan jamu dan obat keluarga.
masyarakat termotivasi mengembangkan Toga dan gemar minum jamu untuk kesehatan.
Sebagaimana Sukoharjo mampu membuktikan sebagai juara satu lomba tanaman obat
keluarga tingkat nasional.
Sambutan Drs.H Nyoto Wardoyo
Aptk (Ketua GP Jamu Jawa tengah) dalam acara tersebut :
4 th tren jamu
Indonesia, dan Indonesia sehat merupakan program pemerintah hasil kerjasama
kementrian kesehatan , perindustrian dan pertanian
Kemajuan treknologi
kesehatan yang sangat pesat memacu para pengusaha jamu untuk bekerja lebih giat
agar dapat bersaing dengan obat-obatan modern.
Pada tanggal 4 Maret
2008 telah di deklarasikan tren jamu Indonesia dan pada tanggal 27 Mei 2008 Presiden
SBY menetapkan tahun kebangkitan jamu Indonesia dan pada besok pagi (22/11) kita
akan memecahkan rekor muri dalam aksi minum jamu massal dan akan dicatat Musium Rekor Indonesia sebagai
Pramuka minum jamu terbanyak.
Kita harus
melestarikan jamu sebagai budaya Kami berharap, data by name bakul dan
pengusaha jamu terinventarisasi sehingga bisa difasilitasi oleh pemkab. Paling
tidak Kecamatan Nguter masuk peta kunjungan wisata, yakni kampung jamu.
Sambutan
Drs Maura Linda Suharsono.( Dirjen Bina Farnasi dan
alat kesehatan Kementrian kesehatan RI) :
Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa jamu merupakan warisan budaya yang harus kita lestarikan dan
dapat kita manfaatkan sebagai peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakatj, jamu juga merupakan obat
tradisional yang banyak di komsumsi masyarakat sejak berabad-abad.
Penggunaan jamu di Indonesia
cukup tinggi, terbukti persentasi Depkes th 2010 masyarakat yang meminum jamu
mencapai 50% dari semua kelompok umur. Dengan meningkatnya kebutuhan Masyarakat
menuntut inofasi para pengusaha jamu untuk dapat memperoduksi jamu yang
praktis, ekonomis dan berkasiat.
Pertumbuhan pasar obat herbal
di Indonesia menunjukan peningkatan yang signifikan dan kita harus meningkatkan,
karena potensi bahan baku bayak di
daerah kita
Sehingga kita dapat menjadi Negara
pengexspor obat-obatan herbal keluar negeri yang memiliki nilai ekonomis cukup
tinggi.
Diharapkan dengan di canangkan
Nguter sebagai kampung jamu dapat mendorong dan memotipasi masyarakat dalam
membudayakan minum jamu di kampong jamu, warung jamu, kafe jamu, lestoran jamu,
di samping jamu kendong dan jamu racikan.
Disamping pencanangan Nguter
sebagai kampung jamu juga di laksanakan Peluncuran
program pendamping pelaku usaha jamu racikan (UJR) dan usaha jamu gendong (UJG)
agar indicator-indikator kesehatan dapat terpenuhi.
Setelah melaksanakan peresmian Kampung jamu
Nguter yang di tandai dengan pemotongan pita oleh Drs Maura Linda Suharsono.( Dirjen
Bina Farnasi dan alat kesehatan Kementrian kesehatan RI) rombongan mengunjungi
pasar jamu Nguter, mengunjungi kebun tanaman obat, pabrik pengolahan dan
pengeringan bahan baku jamu “Bisma”